Tips dan Trick |
Masjid Diprotes Warga New York Posted: 18 May 2010 02:22 AM PDT Para pendukung proyek itu mengatakan, rencana pembangunan pusat Islam yang berupa gedung bertingkat tersebut akan mengubah citra jalan Manhattan dan cara orang Amerika berinteraksi dengan umat Islam, sejak hampir 3.000 orang tewas dalam serangan pada 11 September itu. Telegraph, Senin (17/5/2010), melaporkan, masjid itu akan dilengkapi dengan fasilitas olahraga, teater, dan tempat penitipan anak, serta terbuka bagi semua pengunjung demi menunjukkan bahwa umat Islam merupakan bagian dari komunitas Amerika, bukan merupakan elemen masyarakat yang terpisah. Namun, karena lokasi masjid yang diusulkan tersebut hanya sejengkal dari lubang menganga Ground Zero, rencana itu kontan bikin marah sejumlah warga lokal. "Kemarahan berlanjut," tulis situs web www.nomosquesatgroundzero.wordpress.com dengan gambar close-up retuntuhan Twin Towers. Dalam situs itu dikatakan, keberadaan pusat Islam itu akan "memberi bayangan tidak sopan atas Ground Zero". Yang lain membandingkan ide itu dengan membangun sebuah pusat budaya Jerman di Auschwitz. "(Itu sama dengan) meludahi wajah setiap orang yang tewas pada 9/11," tulis Blitz, yang mendeskripsikan dirinya sebagai harian antijihad. Tingkat kemarahan itu tidak biasa di antara warga New York yang menyalahkan Islam ketimbang hanya Al Qaeda atau kelompok militan lain atas peristiwa 9/11 dan konfrontasi global terhadap Amerika Serikat. "Ini merupakan lingkungan yang salah untuk membangun masjid," kata Scott Rachelson (59) saat ia pergi ke kantornya. Rachelson, yang bekerja dengan orang-orang yang mencari kompensasi terkait kerusakan atas serangan 9/11, mengatakan, hidupnya berubah selamanya sejak hari ketika dua pesawat yang dibajak menabrak Manhattan. "Saya di sini. Bagi saya, dan semua orang yang ada di sini, kami mengalami gangguan stres pascatrauma," katanya. "Rasanya seperti baru saja kemarin." Seorang wanita yang tinggal di apartemen di sebelah rencana lokasi masjid itu mengatakan, dia tidak bisa menerima proyek tersebut. "Saya berbohong jika saya mengatakan itu tidak membuat saya sedikit gugup," kata Jennifer Wood (36) saat ia membawa anaknya berjalan-jalan. |
Sudah Tersedia: Bunker Khusus Hari Kiamat Posted: 18 May 2010 02:21 AM PDT Perusahaan Vivos, yang berbasis di Kota Del Mar (California), mengaku telah menyiapkan suatu kompleks ruang bawah tanah (bunker) khusus untuk menghadapi "Hari Kiamat." Terletak di bawah gurun Mojave, bunker itu dirancang untuk membuat penghuni aman dari serangan nuklir dan bencana alam sekaligus membuat mereka tetap nyaman, seperti tinggal di rumah. Itulah sebabnya kompleks bunker itu juga dilengkapi berbagai fasilitas, mulai dari atrium, tempat fitness, hingga penjara. Setiap bunker akan dilengkapi dengan televisi layar datar, dapur, hingga mesin cuci. Robert Vicino, pemilik perusahaan Vivos, berencana membuat kompleks bunker yang terdiri dari 132 ruangan di lahan bawah tanah seluas 1.208 meter persegi. Dia mengaku mendapat ide berbisnis bunker setelah mendengar banyak warga kini kian khawatir atas gempa bumi, terorisme, dan "2012" - yaitu film yang mengadaptasi prediksi suku Maya bahwa 2012 bakal menjadi tahun kiamat. "Saya tidak ingin mempromosikan ketakutan. Namun, cepat atau lambat, saya yakin kita bakal perlu tempat perlindungan," kata Vicino, yang juga berprofesi sebagai salesman real estat. Fasilitas bunker yang ditawarkan Vivos menarika minat warga di tempat-tempat lain, seperti Oregon dan Kansas. Di Kansas, misalnya, ada seorang insinyur yang membangun kondominium bawah tanah senilai US$1,75 juta. Vivos sudah menyiapkan sejumlah bunker di kota Barstow, yang terletak di gurun Mojave. Untuk ruangan bunker yang dapat muat empat orang, Vivos menerapkan tarif pemesanan US$50.000 (sekitar Rp.456 juta). Untuk pemesanan individu, setiap orang dewasa dikenakan tarif US$5.000 dan anak-anak US$2.500. Binatang peliharaan tidak dipungut biaya. Wartawan harian The Los Angeles Times sudah berkesempatan mengunjungi bunker itu. Namun, wartawan itu tidak boleh mengungkapkan lokasi persis bunker di Barstow itu. Pasalnya, menurut Vicino, bisa saja tempatnya langsung diserbu orang-orang yang mau masuk secara gratis bila datang bencana. Maka, menurut Vicino, peminat harus melakukan pemesanan terlebih dahulu. Steve Kramer, warga berumur 55 tahun dari San Pedro, mengaku sudah membayar pemesanan sebesar US$12.500 untuk dia dan keluarga. Dia pun sudah menimbun makanan kering dan mengajari putranya, yang berusia 12 tahun, untuk bersepeda di padang pasir menuju bunker. "Kita bukan orang gila, namun saat-saat ini merupakan masa yang menakutkan," kata Kramer. (Associated Press) |
Posted: 18 May 2010 12:32 AM PDT "Perasaan saya hancur berkeping-keping. Tapi kita semua sudah pasrah dan ini adalah kehendak Tuhan. Saya hanya bisa pasrah," ujar Hendrik saat ditemui di kediamannya di kompleks Cipinang Indah, Jalan Kaswari, Blok GG, No.2, Jakarta Timur, Selasa (18/5) dini hari. Hendrik menjelaskan jika istrinya itu masuk rumah sakit sejak hari Minggu (16/5) lalu. Kala itu, nafas Mama Lauren memang tersengal dan sesak. "Dia terakhir masuk ke RS PGI Cikini hari Minggu (16/5) kemarin dan terasa berat dan merasa sesak nafas, tapi Tuhan ternyata berkata lain. Mama Lauren meninggal karena komplikasi yang dideritanya. Dia terhitung terkena sakit asam urat, pencernaan, serta ada air di antara jantung dan paru-paru," ujar Hendrik. Lalu, adakah pesan terakhir yang disampaikan oleh Mama Lauren? "Dia juga berpesan, Jaga lingkungan, karena lingkungan sudah semakin rusak. Politik jangan serakah-serakah," pungkasnya. (kpl/adt/riz) |
You are subscribed to email updates from Zykry-trick® - Tips And Trick Blogging | Free Template To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |